Pada February 2012, Firefox dan Chrome sama-sama kuat dalam persaingan menjadi web browser paling populer.
Keduanya mendapat 36% suara dalam statistik yang dikeluarkan W3Schools. Firefox dan Chrome keduanya menawarkan fitur dan kelebihannya masing-masing.
Faktor penting seperti kecepatan dan keamanan keduanya sepertinya juga berimbang sehingga keputusan pemilihan browser akan bergantung pada mana yang memiliki fitur yang lebih Anda butuhkan.
Untuk membantu Anda menentukan keputusan, berikut beberapa bahan yang perlu disimak.
Struktur Software
Chrome dan Firefox memiliki dua struktur kebijakan yang berbeda.
Firefox milik Mozilla adalah sebuah proyek open-source dengan banyak kontributor, sementara Chrome bersifat closed-source dan dokumentasinya tidak dibuka.
Sebenarnya, Google juga memiliki browser open-source, namanya Chromium bukan Chrome.
Dengan struktur kebijakan seperti itu, potensi Firefox dalam mengatasi kelemahan atau bug yang ada menjadi lebih besar.
Di belakang layar, terdapat dua browser engines yang berbeda. Firefox menggunakan Gecko browser engine, sementara Chrome dibuat berdasarkan Webkit.
Webkit yang juga digunakan dalam browser Safari-nya Apple, lebih sering dijumpai dalam peranti mobile.
Di masa depan, kemungkinan peranti mobile yang akan menguasai dunia browsing (melalui smartphone dan tablet).
Firefox tersedia untuk banyak sistem operasi, termasuk Mac OS X, Linux, Windows, Sun Solaris, Open BSD, dan Free BSD.
Sedangkan Chrome hanya tersedia untuk Linux, Windows, dan Mac. Sistem operasi lainnya harus menggunakan Chromium.
Keamanan
Salah satu aspek penting untuk setiap browser adalah keamanannya.
Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Accuvant, Chrome ternyata memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi dibandingkan Firefox dan Internet Explorer.
Chrome mendapat nilai tertinggi karena memiliki sejumlah langkah keamanan yang tidak dimiliki yang lainnya.
Meskipun Firefox dan Chrome sama-sama mengimplementasikan teknik “sandboxing” untuk mengisolasi serangan berbahaya, Chrome melakukannya lebih sering dan untuk lebih banyak proses.
Chrome juga menawarkan tingkat keamanan yang lebih tinggi untuk plug-ins, dan secara otomatis akan mematikan sebuah plug-ins jika ia sudah terlalu tua.
Jika plug-ins yang Anda gunakan dinilai sudah uzur, Chrome akan mematikannya tanpa mau tahu Anda masih memerlukannya atau tidak.
Tabs
Fitur unik milik Chrome adalah dibuatkannya proses yang berbeda untuk setiap ‘window’ dan ‘tab’.
Jika Anda membuka ‘tab’ atau ‘window’ baru, Chrome akan menempatkan ‘tab’ atau ‘window’ dalam prosesnya masing-masing.
Artinya, jika ada satu situs yang lambat di satu ‘tab’ atau ‘window’, ia tidak akan memperlambat proses loading di ‘tab’ atau ‘window’ lainnya.
Demikian pula, jika ada satu ‘tab’ yang crash, ia tidak akan membuat crash seluruh browser. Sementara itu, Firefox tetap mengelola ‘tab’ dan ‘jendela’ dalam satu kesatuan. Satu crash, crash semua.
Ditinjau dari keamanan, pemisahan proses oleh Chrome membuat browsing lebih aman secara keseluruhan.
Dilihat dari sisi lain, Chrome memangsa lebih banyak memori yang tersedia.
Setiap tab atau window akan tampil sebagai satu proses atau aplikasi yang terpisah yang memerlukan sumber daya sistem tersendiri.
Ekstensi
Melihat ekstensi browser yang tersedia, Firefox memiliki lebih banyak pilihan dibandingkan Chrome.
Firefox juga sudah memiliki ekstensi bawaannya sendiri. Ini akan memperlambat waktu loading awal—mungkin cuma beberapa detik.
Jika Anda mencari browser dengan waktu loading awal (beberapa detik) lebih cepat, Chrome pilihannya.
Jika Anda ingin pilihan fitur tambahan yang lebih banyak, Firefox jawabannya. Saat ini, pilihan ekstensi Firefox untuk menangani keamanan jumlahnya lebih banyak dibandingkan Chrome.
Jadi, mana yang akan Anda pilih: Chrome atau Firefox?
Keduanya mendapat 36% suara dalam statistik yang dikeluarkan W3Schools. Firefox dan Chrome keduanya menawarkan fitur dan kelebihannya masing-masing.
Faktor penting seperti kecepatan dan keamanan keduanya sepertinya juga berimbang sehingga keputusan pemilihan browser akan bergantung pada mana yang memiliki fitur yang lebih Anda butuhkan.
Untuk membantu Anda menentukan keputusan, berikut beberapa bahan yang perlu disimak.
Struktur Software
Chrome dan Firefox memiliki dua struktur kebijakan yang berbeda.
Firefox milik Mozilla adalah sebuah proyek open-source dengan banyak kontributor, sementara Chrome bersifat closed-source dan dokumentasinya tidak dibuka.
Sebenarnya, Google juga memiliki browser open-source, namanya Chromium bukan Chrome.
Dengan struktur kebijakan seperti itu, potensi Firefox dalam mengatasi kelemahan atau bug yang ada menjadi lebih besar.
Di belakang layar, terdapat dua browser engines yang berbeda. Firefox menggunakan Gecko browser engine, sementara Chrome dibuat berdasarkan Webkit.
Webkit yang juga digunakan dalam browser Safari-nya Apple, lebih sering dijumpai dalam peranti mobile.
Di masa depan, kemungkinan peranti mobile yang akan menguasai dunia browsing (melalui smartphone dan tablet).
Firefox tersedia untuk banyak sistem operasi, termasuk Mac OS X, Linux, Windows, Sun Solaris, Open BSD, dan Free BSD.
Sedangkan Chrome hanya tersedia untuk Linux, Windows, dan Mac. Sistem operasi lainnya harus menggunakan Chromium.
Keamanan
Salah satu aspek penting untuk setiap browser adalah keamanannya.
Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Accuvant, Chrome ternyata memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi dibandingkan Firefox dan Internet Explorer.
Chrome mendapat nilai tertinggi karena memiliki sejumlah langkah keamanan yang tidak dimiliki yang lainnya.
Meskipun Firefox dan Chrome sama-sama mengimplementasikan teknik “sandboxing” untuk mengisolasi serangan berbahaya, Chrome melakukannya lebih sering dan untuk lebih banyak proses.
Chrome juga menawarkan tingkat keamanan yang lebih tinggi untuk plug-ins, dan secara otomatis akan mematikan sebuah plug-ins jika ia sudah terlalu tua.
Jika plug-ins yang Anda gunakan dinilai sudah uzur, Chrome akan mematikannya tanpa mau tahu Anda masih memerlukannya atau tidak.
Tabs
Fitur unik milik Chrome adalah dibuatkannya proses yang berbeda untuk setiap ‘window’ dan ‘tab’.
Jika Anda membuka ‘tab’ atau ‘window’ baru, Chrome akan menempatkan ‘tab’ atau ‘window’ dalam prosesnya masing-masing.
Artinya, jika ada satu situs yang lambat di satu ‘tab’ atau ‘window’, ia tidak akan memperlambat proses loading di ‘tab’ atau ‘window’ lainnya.
Demikian pula, jika ada satu ‘tab’ yang crash, ia tidak akan membuat crash seluruh browser. Sementara itu, Firefox tetap mengelola ‘tab’ dan ‘jendela’ dalam satu kesatuan. Satu crash, crash semua.
Ditinjau dari keamanan, pemisahan proses oleh Chrome membuat browsing lebih aman secara keseluruhan.
Dilihat dari sisi lain, Chrome memangsa lebih banyak memori yang tersedia.
Setiap tab atau window akan tampil sebagai satu proses atau aplikasi yang terpisah yang memerlukan sumber daya sistem tersendiri.
Ekstensi
Melihat ekstensi browser yang tersedia, Firefox memiliki lebih banyak pilihan dibandingkan Chrome.
Firefox juga sudah memiliki ekstensi bawaannya sendiri. Ini akan memperlambat waktu loading awal—mungkin cuma beberapa detik.
Jika Anda mencari browser dengan waktu loading awal (beberapa detik) lebih cepat, Chrome pilihannya.
Jika Anda ingin pilihan fitur tambahan yang lebih banyak, Firefox jawabannya. Saat ini, pilihan ekstensi Firefox untuk menangani keamanan jumlahnya lebih banyak dibandingkan Chrome.
Jadi, mana yang akan Anda pilih: Chrome atau Firefox?
No comments:
Post a Comment